Contoh Kasus Fraud Accounting Perusahaan Multiteral di
Luar negri
Kasus Enron Corporation di Amerika yang dinyatakan
bangkrut oleh pengadilan Amerika, memunculkan sorotan baru bagi profesi
akuntan. Kasus ini telah memakan korban dari salah satu kantor akuntan
internasional terbesar, Arthur Andersen, telah dipecat bahkan salah seorang
pemimpin tertinggi perusahaan Enron telah bunuh diri akibat kasus tersebut.
Pers khususnya majalah bisnis sedang menyoroti profesi akuntan secara tajam.
Bahkan di Amerika sebagian besar kantor akuntan telah melakukan koreksi diri
dengan cara tidak mau lagi menggabungkan jasa konsultan dengan jasa audit dalam
satu atap.
Kasus kebangkrutan Enron di Amerika Serikat (AS)
telah diperiksa, diinvestigasi oleh Departemen Kehakiman di AS atas tuntutan
class action yang diajukan pihak pemodal dan karyawan Enron. Tuntutan ganti
rugi tersebut dalam kisaran milyaran dolar AS, sehingga Arthur Andersen LLP
sebagai auditor eksternalnya tidak bisa memenuhi, selain itu SEC juga sedang
melakukan pemeriksaan kasus ini karena telah terjadi penghancuran dokumen oleh
auditor.
Pertimbangan pengangkatan kasus Enron adalah
sebagai berikut: Pertama, Enron merupakan perusahaan energi dan perdagangan
derivatif energi terbesar di AS. Kontribusi laba perseroan sekitar 80% dari
divisi perdagangan derivatif.
Kedua, perekayasaan kinerja laba sebesar $1,2
Milyar dan penyembunyian kewajiban (off balancesheet) dalam laporan keuangan
Enron selama 3 tahun. Rekayasa dilakukan dengan membentuk entitas LJM
Partnership I, II dan Raptor group, dimana direksi perusahaan tersebut
dirangkap oleh beberapa direksi dari Enron antara lain Jefry Skilling dan Andy
Fastow. Transaksi derivatif antar group Enron tersebut tidak jelas tujuannya
dan terakhir diyakini hanya untuk memompa laba dan menyembunyikan kewajiban,
yang sasaran akhirnya adalah untuk meningkatkan kapitalisasi pasar Enron,
karena PER sebelum kolaps adalah sekitar 70 kali (Fortune)
Ketiga, Penerapan kebijakan akuntansi yang agresif
atas transaksi derivatif antara Enron dengan Mahonia Ltd. Sebagai offshore
entity dalam transaksi forward minyak mentah, gas bumi, dll. Dalam transaksi
derivatif, sangat lazim untuk menjual kembali kontrak yang telah ditutup dengan
pihak counter part sebelumnya dalam bentuk paket derivatif lainnya. Enron
melaporkan transaksi derivatif tersebut sebagai transaksi dagang (trade),
sedangkan menurut pandangan dari kelompok perusahaan asuransi yang menjadi
penanggung risiko atas default-nya hutang Enron, seharusnya transaksi tersebut
dipertanggungjawabkan sebagai pinjaman oleh JP Morgan (bukan sebagai
utang-piutang usaha). Atas kejadian ini Federal reserve Bank of New York sedang
melakukan investigasi terhadap JP Morgan (AWSJ).
Keempat, Terjadinya konflik kepentingan dalam
organisasi Arthur Andersen LLP, konflik ini terjadi dalam 2 bentuk : (1) Arthur
Andersen LLP melakukan perangkapan pemberian jasa konsultasi yang lazimnya
membela kepentingan kliennya disatu pihak, dengan pemberian jasa General Audit
sebagai auditor independen di pihak lain, walaupun kedua jasa tersebut
dilakukan oleh divisi dan staff yang berbeda dan terpisah. Lazimnya fee jasa
konsultasi beberapa kali lebih besar dari fee audit (fee audit terakhir Enron
$53 juta). Sebagai pembanding, penasehat hukum dari kreditur Enron mendapat fee
sekitas 35 – 50 Juta dolar AS. (2) Terjadinya internal office politic yang
lazimnya berlaku pada sebuah organisasi besar, hal ini terjadi dengan
disingkirkannya Carl E Bass sebagai rekan yang duduk di Profesional Standart
group yang bertugas untuk menelaah masalah pelik yang berkaitan dengan
penerapan standar akuntansi keuangan, penafsiran peraturan perpajakan, dan
implementasi audit untuk Enron. Penyingkiran tersebut dilakukan oleh David
Duncan sebagai audit partner atas pengaruh dan tekanan Enron.
Analisis : Enron tlah
melakukan kontribusi laba sebesar 80% dari devisi perdagangan derivative selain
itu juga adanya perekayasaan kinerja dan penyembunyian kewajiban dalam laporan
keuangan Enron selama 3 tahun. Rekayasa dilakukan dengan membentuk entitas LJM
Partnership I, II dan Raptor group, yang tujuannya bahkan tidak jelas dan
terakhir diyakini hanya untuk memompa laba. Dalam kasus ini sebaiknya pihak
Enron tidak melakukan hal ini dalam mencari laba. Di Amerika sendiri juga telah
memisahkan jasa konsultan dan jasa audit dalam satu atap.
Referensi: http://uwindz.wordpress.com/2011/01/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar