Rabu, 28 Maret 2012

Sistem Ekonomi Pasar


Sistem Ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis (Market System/Price System)
                         


Pengertian

            Sistem ekonomi pasar adalah Suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar dan setiap orang bebas berusaha, berdagang dan memiliki hak milik dalam melaku-kan kegiatan ekonomi dengan tujuan mendapatkan laba sebesar-besarnya serta memberi-kan motivasi tersendiri bagi tiap individu untuk terus maju. Sistem ini sesuai dengan ajar-an dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Ia mengatakan bahwa “kemakmuran bangsa akan terjamin jika setiap orang diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri apa, berapa, di mana dan bagaima-na melakukan kegiatan ekonomi”. Pada sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diha-rapkan dapat berjalan bebas sesuai dengan mekanisme pasar.
        Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi produsen memungkinkan mempero-leh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya produ-sen akan menyesuaikan dengan keinginan dan daya beli konsumen.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya persaingan secara bebas. Akibat-nya yang kuat bertambah kuat, sedang yang lemah semakin terdesak tidak berdaya. Un-tuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang terkendali, bukan ekonomi bebas lagi.
          Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan perusahaan swasta untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permin-taan.
     Ekonomi liberal adalah teori ekonomi yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu liberal klasik seperti Adam Smith atau French Physiocrats. Sistem ekonomi liberal tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan alami" yang dipahami oleh tokoh-tokoh eko-nomi liberal klasik tersebut. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan pa-ham tersebut. Konsep dari ekonomi liberal ialah bergerak kearah suatu sistem ekonomi pasar bebas dan sistem berpaham perdagangan bebas.
   Sistem ekonomi liberal klasik adalah suatu filosofi ekonomi dan politis. Mula-mula dite-mukan pada suatu tradisi penerangan atau keringanan yang bersifat membatasi batas-ba-tas dari kekuasaan dan tenaga politis, yang menggambarkan pendukungan kebebasan in-dividu. Teori itu juga bersifat membebaskan individu untuk bertindak sesuka hati sesuai kepentingan dirinya sendiri dan membiarkan semua individu untuk melakukan pekerjaan tanpa pembatasan yang nantinya dituntut untuk menghasilkan suatu hasil yang terbaik, yang cateris paribus, atau dengan kata lain, menyajikan suatu benda dengan batas mini-mum dapat diminati dan disukai oleh masyarakat (konsumen).
Garis berpaham ekonomi liberal telah pernah dipraktikan oleh sekolah-sekolah di Austria dengan berupa demokrasi di masyarakat yang terbuka. Paham liberali kebanyakan digu-nakan oleh negara-negara di benua Eropa dan Amerika. Seperti halnya di Amerika Serikat, paham liberal dikenali dengan sebutan mild leftism estabilished.

Ciri-ciri
Ciri-ciri dari sistem ekonomi pasar adalah sebagai berikut:
*      Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.
*      Setiap orang bebas menggunakan  barang dan jasa yang dimilikinya.
*      Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba.
*      Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta).
*      Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar.
*      Persaingan dilakukan secara bebas.
*      Peranan modal sangat vital.
*      Peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sangat kurang.
*      Segala sesuatu di dalam kegiatan ekonomi ditentukan oleh kondisi pasar.
*      Kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dilakukan sebesar-besarnya berda-sarkan mekanisme pasar, yaitu hubungan antara permintaan (demand) dan pe-nawaran (supply).
*      Harga ditentukan oleh kekuatan dalam pasar.
*      Semua sumber produksi adalah milik masyarakat individu.
*      Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
*      Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekono-mi.
*      Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber da-ya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
*      Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
*      Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
*      Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
*      Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi

Kelebihan
Kelebihan yang dimiliki oleh sistem ekonomi pasar adalah:
*      Menumbuhkembangkan inisiatif dan kreativitas masyarakat dalam mengatur ke-giatan ekonomi karena masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah/komando dari pemerintah.
*      Setiap individu bebas memiliki kekayaan dan sumber-sumber daya produksi, yang nantinya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian.
*       Barang yang dihasilkan bermutu tinggi, karena barang yang tidak bermutu tidak akan laku di pasaran dan adanya persaingan semangat antar masyarakat.
*      Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif ekonomi (mencari laba).
*      Timbul persaingan semangat untuk maju dari masyarakat

Kelemahan
Kelemahan dari sistem ekonomi pasar adalah:
*      Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
*      Munculnya monopoli yang dilakukan perusahaan dapat merugikan masyarakat.
*      Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu. Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
*      Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
*      Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
*      Pemerataan pendapatan sulit dilakukan, karena persaingan bebas tersebut

Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy System)

Pengertian
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terpusat, dimana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi.
Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meski-pun dikenal sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah melakukan privatisasi (pengubahan status perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta).
Sistem ekonomi campuran pada umumnya ditetapkan pada negara-negara berkembang. Dalam sistem ini sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui. Hal ini berarti di samping sektor swasta, terdapat pula badan perencana negara yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi.

Ciri-Ciri
Ciri-ciri sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut:
*      Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
*      Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetap-kan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta.
*      Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang dalam kegiatan ekonomi.
*      Peran pemerintah ialah membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, mo-neter, membantu dan mengawasi kegiatan sektor swasta.
*      Sistem ini bervariasi antara negara yang satu dengan yang lainnya, tergantung situasi perekonomian negara yang bersangkutan.
Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
Prancis merupakan salah satu negara yang melakukan sistem ekonomi campuran. Selama ratusan tahun, Prancis memadukan kebijakan sosialis dengan ekonomi pasar. Industri per-bankan, mobil, penerbangan, baja dan kereta api dijalankan sebagai milik negara. Semen-tara industri yang tidak begitu vital, dikuasai oleh swasta. Selama dua dekade terakhir,  Prancis mulai melepas perusahaan negara kepada swasta melalui privatisasi.              

Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika, Hongkong, dan negara–negara Eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis. Kebanyakan negara-negara menerapkan sistem ekono-mi campuran seperti, Malaysia, Prancis dan Indonesia.  

Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi Soviet,  dari sistem ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan positif.

Perbedaan Berbagai Sistem Ekonomi





Tradisional
Terpusat
Pasar
Campuran
Kepemelikan Sumber Daya
Individu
Pemerintah
Swasta
Pemerintah dan swasta
Harga
Belum ada perdagangan
Pemerintah
Mekanisme pasar
Pemerintah bisa mengintervensi
Persaingan
tidak ada
Tertutup
Terbuka/Bebas
Terbuka bagi industri swasta
Kepemilikan Individu
ada
Tidak ada (sangat kecil)
Ada
ada



Sumber :  http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/sistem-ekonomi.html

Perekonomian Indonesia


Tugas  1 : Tulisan mengenai Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde baru
Sistem ekonomi indonesia
                                   
A. Sejarah perkembangan
• 1950-1959 : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi)
• 1959-1966 : Sistem ekonomi etatisme (masa demokrasi terpimpin)
• 1966-1998 : Sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi)
• 1998-sekarang : sistem ekoonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang dalam prakteknya cenderung liberal.
      Di indonesia kita mengenal sebuah kata demokrasi begitu juga dengan sistem ekonominya, sistem demokrasi ekonomi adalah sistem ekonomi yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dan juga mempunyai landasan ekonominya yaitu berlandaskan kepada :
“UUD 1945 hasil amandemen yang disahkan MPR pada 10-08-2002, yaitu pasal 33 ayat 1,2,3,4”.
Perkembangan sistem perekonomian pada umumnya
Subsistem, itulah sistem perekonomian yang terjadi pada awal peradaban manusia. Dengan karakteristik tersebut orang melakukan kegiatan ekonomi dalam hal ini produksi hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau kelompok saja. Dengan kata lain pada saat itu orang belum terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain apalagi demi keuntungan.
Semakin berkembangnya jumlah manusia beserta kebutuhannya, semakin dirasakkan perlunya sistem perekonomian yang lebih teratur dan terencana. Sistem, barter pada jaman dahulu tidak dapat lagi dipertahankan, karena banyak hambatan yang dihadapi sperti :
• Terkadang keinginan kedua belah pihak yang ingin melakukan barter tidak sama
• Sulitnya menentukan nilai komoditi yang akan ditukarkan
• Sangat sulit melakukan transaksi dengan jumlah yang besar
Dengan adanya hambatan yang terjadi, maka para ahli ekonomi mulai memikirkan sistem perekonomian yang jauh lebih bermanfaat dan mudah sehinngga dapat digunakan oleh manusia seperti yang sudah disebutkan diatas.

Perkembangan Sistem Ekonomi Indonesia sebelum orde baru

            Sejak berdirinya negara RI, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu yang telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok.
            Seperti Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai cita-cita tolong menolong adalah koperasi (Moh Hatta dalam Sri-Edi Swasono, 1985) namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.
            Demikian juga dengan tokoh ekonomi Indonesia saat itu, Sumitro Djojohadikusumo, dalam pidatonya di Amerika tahun 1949, menegaskan bahwa yang dicita-citakan adalah ekonomi semacam campuran.
            Menurut UUD 1945, sistem perekonomian Indonesia tercantum dalam pasal-pasal 23, 27, 33 & 34. Demokrasi Ekonomi dipilih karena memiliki ciri-ciri positif yang di antaranya adalah (Suroso, 1993):

  •    Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

  •    Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara & menguasai hajat hidup orang banyak yang di kuasai oleh negara.

  •   Bumi, air & kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara & dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

  •    Pengawasan terhadap kebijaksanaannya serta sumber-sumber kekuatan & keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat.

  •     Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan & kehidupan yang layak.

  •   Hak milik perorangan diakui & pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

  •    Potensi, inisiatif & daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.

  •    Fakir miskin & anak-anak terlantar di pelihara oleh negara.

Dengan demikian di dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya
 Free Fiht Liberalism yaitu Adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
    Etatisme  Keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motovasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya bersikap pasif saja
     Monopoli Suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberkan pilihan lain padakonsumen untuk tidak mengikuti keingian sang monopoli. Disini konsumen sperti robot yang diatur untuk mengikuti jalannya permainan.

Meskipun pada awal perkembangannya perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi Pancasila, Demokrasi Ekonomi & ‘mungkin campuran’, namun bukan berarti system perekonomian liberalis & etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950an- 1957an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, yang mewarnai sistem perekonomian Indonesia pada tahun 1960an sampai dengan masa orde baru.
Keadaan ekonomi Indonesia antara tahun 1950- 1965an sebenarnya telah di isi dengan beberapa program & rencana ekonomi pemerintah. Di antara program-program tersebut adalah:

  •    Program Banteng tahun 1950, yang bertujuan membantu pengusaha    pribumi.

  •    Program / Sumitro Plan tahun 1951

  •   Rencana Lima Tahun Pertama, tahun 1955- 1960

  •    Rencana Delapan Tahun
Walaupun demikian, semua program & rencana tersebut tidak memberikan hasil yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan adalah:
  Program-program tersebut disusun oleh tokoh-tokoh yang relative bukan di bidangnya, namun oleh tokoh politik, dengan demikian keputusan-keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan pada masalah politik, bukan masalah ekonomi.
  Kelanjutan dari akibat di atas, dana negara yang seharusnya di alokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi, justru di alokasikan untuk kegiatan politik & perang
  Faktor berikutnya adalah terlalu pendeknya masa kerja setiap kabinet yang dibentuk (setiap parlementer saat itu). Tercatat tidak kurang dari 13x kabinet yang berganti pada ssat itu. Akibatnya program-program & rencana ekonomi yang telah disusun masing-masing kabinet tidak dapat dijalankan dengan tuntas.
  Disamping itu program & rencana yang disusun kurang memperhatikan potensi & aspirasi dari berbagai pihak. Selain itu, putusan individu & partai lebih di dominankan daripada kepentingan pemerintah & negara.
  Cenderung terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia (liberalis, 1950- 1957) & etatisme (1958- 1965)
Akibat yang ditimbulkan dari system etatisme yang pernah ‘terjadi’ di Indonesia pada periode tersebut, dapat dilihat dari bukti-bukti berikut:
  Semakin rusaknya sarana-sarana produksi & komunikasi, yang membawa dapak menurunnya nilai ekspor kita.
  Hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek ‘Mercu Suar’
  Defisit anggaran negara yang makin besar & justru ditutup untuk mencetak uang baru, sehingga inflasi yang tinggi tidak dapat di cegah kembali.
  Keadaan tersebut masih di perparah dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 2,8% yang lebih besar dari laju pertumbuhan ekonomi saat itu yakni 2,2%.

                      
Faktor-faktor penyebab beberapa sistem perekonomian indonesia adalah :

  •  Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh tokoh politik, sehingga keputusan yaang dibuat cenderung menitik beratkan pada masalah politik bukan masalah ekonomi.
  •   Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya di alokasikan untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru di alokasikan untuk kepentingan politik dan perang.
  •   Adanya kecenderunagn terpengaruh untuk mennggunakan sistem perekonomian yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat indonesia.

Akibat yang ditimbulkan dari sistem etatisme yang pernah terjadi di indonesia pada periode tersebut dapat dilihat pada bukti berikut :
1. semakin rusaknya sarana produksi dan komunikasi yang membawa dampak menurunnya nilai eksport kita.
2. hutang luar negeri yang justru dipergunakan untuk proyek mercusuar.

Sumber: